Idealnya, seorang penumpang yang bepergian dengan pesawat terbang berada di dalam kabin penumpang yang nyaman selama penerbangan, menyantap sajian hidangan in flight meal, menikmati suguhan in flight entertainment atau sekedar berbincang dengan teman seperjalanan. Namun, keterbatasan ekonomi dan harapan akan kehidupan yang lebih baik dapat mendorong seseorang melakukan hal yang nekat, meskipun mengancam keselamatan jiwa sekalipun. Salah satu dari mereka adalah para penumpang gelap yang diam-diam menyelinap ke dalam bagian pesawat yang hendak terbang, atau disebut juga stowaway.
Seorang pria yang bernama Mario Steven Ambareta (21 tahun) nekat menumpang pesawat Garuda Indonesia GA 177 dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ke Bandara Soekarno – Hatta, Jakarta dengan bersembunti di mean wheel, atau di ruangan bagian penyimpan roda pesawat.
Pesawat Garuda Indonesia GA 177 dari Pekanbaru-Jakarta mendarat pukul 15.15 WIB. Mario Steven Ambareta diketahui menjadi penumpang gelap setelah terlihat berjalan lemas di landasan pesawat, saat pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA177 PKU-CGK F31 mendarat.
Pada dasarnya ruang di mana roda pesawat berada tidak dirancang untuk didiami makhluk hidup, maka bagian tersebut tidak dilengkapi sistem pemanas suhu, tekanan udara dan kadar oksigen yang cukup. Artinya, ketika pesawat mengangkasa, suhu di dalam ruang penyimpanan roda tersebut turun hingga -63 derajat celsius yang akan menyebabkan seseorang terserang hypothermia. Tidak adanya tekanan udara juga akan membuat seseorang terserang hypoxia.
Kondisi Mario Steven Ambareta cukup memprihatinkan dengan telinga kiri mengeluarkan darah dan jari-jari tangan membiru. Mario termasuk orang yang beruntung karena pesawat saat itu terbang selama satu jam 10 menit dengan ketinggian hingga 35 ribu kaki dan kadar oksigen yang sangat tipis.